Skip navigation

Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai. (Ester 2:7)

Ester adalah seorang gadis yatim piatu berbangsa Yahudi yang diadopsi oleh Mordekhai. Seorang biasa yang hidup sederhana. Sepertinya nasib kehidupannya tidak akan mengalami perubahan. Dari hari ke hari kehidupan yang dia jalani adalah kehidupan yang biasa dijalani oleh orang-orang kebanyakan.

Sampai pada satu titik dia mengalami promosi yang luarbiasa yaitu menjadi ratu menggantikan ratu Wasti yang saat itu disingkirkan oleh raja karena membuat pesta sendiri diluar dari pesta yang diselenggarakan raja.

Mengapa Ester dipromosikan sedemikian sehingga mengubah seluruh kehidupannya?

maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: “Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” (‭Ester‬ ‭4‬:‭13-14‬ TB)

Ternyata dalam kekekalanNya Tuhan telah melihat ada masa dimana Haman akan berkonspirasi untuk memusnahkan bangsa Yahudi. Tuhan harus mencari seseorang yang taat, rendah hati dan peduli dengan orang lain untuk bisa melakukan rencana Tuhan menyelamatkan bangsa pilihan Tuhan ini. Dari sekian banyak orang yang ada, Tuhan menjatuhkan pilihannya kepada Ester.

Jadi Ester diangkat oleh Tuhan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi dia harus masuk ke istana untuk memberikan pengaruh kepada keputusan-keputusan raja, terutama yang berkaitan dengan masalah bangsa Yahudi.

Terbukti Ester mengerti betul mengapa dia dipromosikan Tuhan menjadi ratu. Ketika menghadapi kejahatan Haman, dia tidak melarikan diri sekalipun nyawanya sebagai seorang Yahudi juga terancam. Bahkan dia berani meresikokan dirinya untuk menghadap raja. Jika pada waktu menghadap, raja tidak berkenan kepada dirinya tentunya dia akan dihukum mati.

Ester bisa saja menggunakan fasilitas kerajaan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia bisa saja bersikap egois dan tidak peduli dengan bangsanya. Bukannya tidak bisa tetapi dia tidak mau melakukannya, bahkan sebaliknya dia berjuang habis-habisan untuk menjalankan tugas yang Tuhan percayakan kepadanya.

Inilah waktunya buat setiap kita harus bertanya kepada Tuhan, apa yang menjadi bagian kita yang harus kita kerjakan. Tuhan mempromosikan kita bukan untk membuat kita sombong, arogan dan angkuh. Tetapi semakin kita dipercaya, semakin juga kita dituntut untuk semakin rendah hati, dan bisa meradiasikan Kristus melalui hidup kita kepada orang-orang yang ada disekitar kita.

Leave a comment