Skip navigation

Monthly Archives: January 2015

“Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.” Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.” Lukas 9:1-6, TB.

Sudah lama murid-murid Yesus mengikuti kemanapun Yesus pergi. Selama ini mereka begitu tenang dan nyaman karena dimana ada masalah, pasti Yesus yang menghadapi untuk membereskan masalah itu. Sementara murid-murid Yesus hanya sekedar melihat apa yang Yesus lakukan ketika Yesus menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati dan mengusir setan-setan. Sampai pada suatu hari Yesus memberi perintah yang mengejutkan semua murid-muridNya. Yesus mengutus murid-muridNya pergi sendiri tanpa ada Yesus menyertai mereka.

Tiba-tiba kenyamanan mereka sangat terganggu, mereka menyadari bahwa sekarang giliran mereka yang harus mempraktekan apa yang ditunjukan Yesus selama ini. Mungkin ada diantara mereka yang berkata: “Ha? Saya harus pergi dan menyembuhkan orang sakit? saya hanya punya pengalaman sebagai nelayan, bukan tabib”.”Mengusir setan? justru selama ini saya paling takut sama setan!”

Namun itulah Yesus. Selalu tahu apa yang harus Dia buat. Ada tiga hal yang Yesus lakukan untuk mematahkan manifestasi roh yatim dari antara murid-muridnya.

1. Tuhan Yesus memberikan jaminan pemeliharaan.

“kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.” Lukas 9:3, TB.

Tuhan Yesus ingin agar murid-muridNya mengenal pribadi Bapa di Surga. Mereka tidaklah yatim karena mereka memiliki Bapa di Surga yang menjamin pemeliharaan kehidupan mereka. Merea tidak perlu kuatir apa yang akan mereka makan, minum, dan pakai.

2. Tuhan Yesus memberikan jaminan penerimaan.

“Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.”” Lukas 9:4, 5, TB.

Ada kebutuhan mendasar dari manusia yaitu ingin diterima dan dihargai. Tuhan Yesus sedang mengajarkan kepada murid-muridnya untuk tidak takut terhadap penolakan dari sesama manusia. Manusia bisa menolak keberadaan sesamanya dengan berbagai alasan, Seperti berbeda status sosial, berbeda suku, berbeda pandangan, dll. Semuanya itu bisa menyakitkan hati kita, dan membuat kita merasa sendirian dan tertolak. Rasa tertolak itu juga salah satu manifestasi dari roh yatim ini. Untuk itu kita harus menyadari Bapa di Surga menerima kita sepenuhnya, dan dengan demikian kita sedang mematahkan manifestasi roh yatim dalam kehidupan kita.

3. Tuhan Yesus memberikan jaminan kemenangan.

“Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.” Lukas 9:6, TB.

Jaminan kemenangan ini kita terima ketika kita mentaati apa yang Tuhan perintahkan untuk kita kerjakan. Ketika murid-muridNya melangkah dan mengerjakan bagiannya, maka kebenaran Firman menyertai dan membela perjalanan mereka. Bapa di Surga tidak akan pernah lalai akan janji-janjiNya tetapi Bapa di Surga juga mau membentuk anak-anakNya untuk menjadi anak-anak Kerajaan yang berkemenangan.

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”” Matius 28:19, 20, TB.